Pages

Diberdayakan oleh Blogger.

Sabtu, 23 November 2013

Adat Meminang di Daerah Batu Sangkar



Adat Meminang di Daerah Batu Sangkar
Oleh:Rara Nur Rida M.Y

Budaya,satu kata yang tidak dapat dipisahkan dari sebuah negara untuk Indonesia yang dikenal sebagai negara multikultural.Budaya berasal dari bahasa sanskerta yang artinya hal-hal yang berkaitan dengan akal dan budi manusia,namun menurut Sello Soemarjan tahun 2010  halaman 28  dalam buku ilmu sosial dan budaya dasar  budaya  adalah semua hasil karya,rasa,dan cipta masyarakat.Tentunya adat setiap daerah itu berbeda-beda.Setiap daerah mempercayai budaya yang ada didaerah nya masing-masing,dan mengikuti adat yang ada didaerahnya.Suatu daerah memiliki adat dan kebiasaan yang tak boleh untuk dilanggar.Orang zaman dahulu sangat menjunjung tinggi adat daerahnya.Adat bagi orang zaman dahulu juga merupakan pedoman yang wajib dilaksanakan atau diikuti untuk melaksanakan suatu kegiatan salah satu contohnya pernikahan.Bagi masyarakat minang,orang yang melanggar adat akan dikucilkan dan keluarganya akan dinilai tidak baik oleh masyrakat sekitar.

Senin, 18 November 2013

Resensi Novel Salah Asuhan



               


·         Judul buku                  : Salah Asuhan
·         Penulis                         : Abdoel  Moeis
·         Penerbit                       : Balai Pustaka
·         Tahun terbit                 : Pertama tahun 1928 dan terakhir tahun 2012
·         Jumlah halaman           : 262
·         Resentator                   : Rara Nur Rida M.Y (Halaman 123-187)
·         Biografi pengarang     :
Abdoel Moeis adalah seorang pengarang zaman Balai Pustaka yang berasal dari daerah Minangkabau.Ayahnya orang Minang dan ibunya orang Sunda.Ia adalah seorang pejuang kebangsaan Indonesia yang sezaman dengan H.O.S Cokroaminoto dan Ki Hajar Dewantara.Sebagai seorang perintis kemerdekaan.Ia mulai menerjuni lapangan politik sejak tahun 1920 sebagai anggota indie Werbar,kemudian menjadi pemimpin Serikat Islam dan menjadi anggota Volksraad.Setelah menyelesaikan pelajarannya di sekolah rendah Belanda di Bukittinggi,ia melanjutkan pelajaran di Stovia tetapi tidak sampai selesai.Kemudia ia menjadi wartawan di Bandung.Dengan mengetengahkan tokoh Hanafi dalam roman Salah Asuhan,Abdul Moeis mengkritik sikap dan tingkah laku kaum borjuis yang kebarat-baratan dan lupa daratan.Dalam roman tersebut soal adat masih disinggung-singgung nya,bahkan dikritiknya tajam sekali.Beberapa karyanya berupa roman adalah Surapati,Robert Anak Surapati,dan Pertemuan Jodoh.


 

Blogger news

Blogroll

About